Selasa, 31 Juli 2018

DIALOG KISARAN


-bersama Erni Wirdaningsih, Zain As Sahani dan Saufi Ginting-

Kisaran,
Ada sejarah yg tak kan hilang

Saat langkah kecil penuh berani jadi pacuan
Menahan luka dalam linangan

Ah, entahlah!
Seperti gerimis petang ini
Kusajakkan bait menanti pulang
Diperaduan teras parasamya..
Namun lukamu, duhai kota!
Masih menganga terkoyak abrasi
Menanti tangan-tangan lentik untuk mengobati
Tanpa peduli status atau limpahan harta
*
Duhai kota Kisar Naga!
Meliuk-liuk sampai danau toba
Merehatkan Sang Dewa di peraduan Cina
Sambil bersantai rupa laksana
Di taman indah Parasamya

Ah, ceritamu kini masa lalu
Tertinggal di kulit-kulit kayu
Kemudian hanyut dalam kenangan pilu
Sampai tak tahu harus berkata apa pada anak cucu
Tentang daging dan kulit bernama melayu
*
Jangan begitu, 
Meski hilang Melayu bernama
Sejarah menjejak berujud rupa

Sampailah kita pada cipta dan cerita 
Hingga tak linglung cucu menelusur senja
*
Jika senja kerap berlalu
Biarkan cerita jadi sejarah

Tentang riak air
Tentang gelisah
Tentang rindu
Tentang kamu!
*
Ah, 
Kisar Naga!
Wujud rupa tak terbaca
Mengering, lalu tenggelam
Dalam sajak 
Dalam linangan
*
Kita mahfum
Tak ada janji seperti janji para nabi di kota ini
Yang tetap merangkul bahkan memberi bukti

Berbaik sangkalah pada setiap budi
Walau tak mesti disanjung puji
Cita dan cita masih merayapi
Menekuk jantung dan hati

Ini kota, 
bukan kotak berbentuk petak
Bukan pula roti berisi remah-remah sajak
Ribuan cita kita bangun di atasnya
Kelak menjadi peradaban tak lemah pada generasi berikutnya
Seperti pinta Tuhan pada ummatnya


17 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar